Jumat, 20 Agustus 2010

Cara Menyiasati 'Hobi' Belanja

Salah satu pertanyaan yang juga cukup sering adalah mengenai kebiasaan belanja yang berlebihan. Sampai-sampai belanja disebut sebagai hobi, karena saking senang belanja. Biasanya, hal ini dilakukan secara impulsif atau tanpa perencanaan, keinginan ingin membeli timbul hanya karena melihat harganya sedang diskon, atau karena kemasannya menarik.

Tidak jarang penyesalan pun muncul kemudian ketika sudah bisa berpikir rasional kembali. Kenapa menghabiskan uang untuk beli ini atau itu yang ternyata tidak terlalu banyak juga manfaatnya di rumah? Atau ada juga yang baru sadar setelah melihat deretan baju yang belum pernah dipakai di lemari, buku-buku yang masih dibungkus plastik di rak buku atau perlengkapan dapur yang masih dibungkus dalam kardus dan hanya dipakai sekali saja.

1. Bedakan antara butuh dan ingin
Untuk membedakan benda mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan memang tidak sulit. Tapi, yang lebih sering terjadi adalah keinginan yang menempel pada kebutuhan, sehingga kita anggap itu semua sebagai kebutuhan. Membeli sepatu baru mungkin menjadi kebutuhan ketika sepatu lama kita sudah usang. Tapi, membeli sepatu bermerek tertentu bukan lagi kebutuhan tapi sudah menjadi keinginan.

2. Cash is the limit
Mengapa kita bisa memiliki kebiasaan belanja yang berlebihan? Ada dua penyebabnya. Pertama, karena kita punya keinginan yang sulit dikendalikan ketika melihat barang-barang tertentu. Dan kedua, karena kita punya kesempatan untuk memenuhi keinginan tersebut. Yaitu kita punya uang atau sarana berutang untuk membelinya.
Jadi, kalau kita masih kesulitan untuk membatasi keinginan, cobalah batasi kesempatannya. Batasi uang cash yang dibawa, biasakan untuk hanya membawa kartu debet saja ketika belanja, dan gunakan kartu kredit hanya untuk darurat saja.

3.Alihkan menjadi belanja produktif
Pada level tertentu, kepuasan yang didapatkan ketika belanja berlebihan bukanlah kepuasan untuk memiliki sesuatu, tapi kepuasan karena bisa membeli sesuatu. Kepuasannya terjadi bukan ketika menggunakan barangnya, tapi ketika membelinya.
Untuk bisa tetap memenuhi hasrat membeli tapi tidak menjadi boros, coba alihkan pembeliannya menjadi sesuatu yang lebih produktif atau tahan lama. Daripada membeli pakaian yang harganya jelas turun, lebih baik belanja perhiasan emas yang harganya stabil bahkan bisa naik. Daripada beli perlengkapan rumah yang ternyata juga sangat jarang dipakai, lebih baik beli reksadana, beli deposito, atau saham yang jelas bermanfaat untuk investasi.

Bener juga ya..kita kaum perempuan g tau knp doyan banget belanja…
Sekalian mo aku tambahin satu lagi nih….menyiasati hobi belanja agar lebih produktif salah satunya belanja kebutuhan akan sabun mandi, shampoo, odol, parfum, dan kosmetik..aku saranin nih untuk di alihkan ke produk yang juga bisa dijadikan bisnis. MLM oriflamme misalnya, sangat prospek sekali kalo anda bisa belanja dan juga bisa mengembangkan bisnisnya pula, dengan mengajak temen2 untuk melakukan hal yang sama juga seperti anda yaitu mengalihkan belanja bulanan nya ke produk oriflamme. Selain terpenuhi kebutuhan pokoknya tapi juga bisa mendapatkan penghasilan…lhoooo..seru bangetnya….coba cari tau di dBC Network ya….

Ayo mulai dari sekarang menjadi seorang ibu yang cerdik menyiasati hobi belanja menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

Good luck

Tidak ada komentar: